SAAT PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DIMULAI



Tidak ada kata yang bisa ms Juli ucapkan, hari ini upacara bisa berjalan dengan lancar. Menggerakkan anak laki-laki kelas X yang masih belum move on dari peralihan kelas IX ke kelas X di jurusan otomotif kendaraan ringan. Kelas pertama ini gawangnya diserahkan dan diamanahi Allah untukku tahun pelajaran 2019-2020.

Sejak semalam rasanya perut ini mules saja. Kencan kata-kata mencari solusi atas persiapan kelas kami X OT-1 penuh keraguan dari grup kelas. Kelas kami diberi kepercayaan untuk menjadi petugas upacara Senin, 16 September 2019 hari ini. Sejujurnya dengan latihan minim kami belum siap. 


Kendala demi kendala seakan menghadang semangat kelasku dan keberanianku melepas mereka Senin nanti.

Praktis dengan latihan yang dimulai hari Senin, seminggu lalu belum juga merasa cukup. Alasannya mereka belum pede dan move-on dari SMPnya. Merasa grogi belum yakin bisa tampil maksimal di depan seluruh siswa SMK Yadika 13, apalagi guru, kakak-kakak kelas, dan Medan baru. Sejak dua hari ini ada saja gejalanya, setelah kejadian Jumat siang jam 13.30, ketika kami latihan tali pengerek bendera putus dengan tinggi tiang setinggi itu. Rizal selaku MC bahasa Indonesia sakit dan kabar cacar Minggu malam cukup mendebarkan jantungku.

Sementara siswa lain belum juga berani menggantikan. Ouuuh betapa paniknya diriku, akhirnya setelah perang chat, kepada Kak Fernandus permohonanku bermuara.  Selaku OSIS mau menggantikan membantu petugas adik kelasnya ini. Itupun baru Senin pagi jam 5.30 kuberitahu grup belanegara selaku team yang sudah setahun lebih mendampingiku. 

Frans  wakil ketua kelas yang juga petugas pansus pramuka, selaku komandan upacara juga batuk, kemarau yang berkepanjangan mengambil korban satu-satu siswaku. Sebentar kutapping the post di lapangan untuk mengantar oksigen ke kepala dan menghentikan sedikit batuknya.  Akhirnya upacara tetap dilaksanakan dihadiri Kepsek yang sudah selesai dari Bintek Penguatan Kepala Sekolah di Bandung.

Tenang? Sampai bendera merah putih berkibar dengan sukses, sempat kubisikkan jika lagu sudah hampir habis tapi bendera belum sampai segera tarikan dibuat panjang.  Akhirnyab, selesai sampai upacara akhirnya bisa kita selesaikan upacara hari ini ditunjang PADUS dan musik sebagai pendukung. Walau masih terus belajar berkolaborasi dengan indah dan kompak.

Alhamdulillah bisa kita akhiri dengan manis hari ini dan mules bisa dikendalikan seusainya. Menyalami dan tersenyum adalah bentuk ucapan terimakasih ms juli buat kalian yang mau tampil membawa nama baik kelas X TOKR-1 tahun pelajaran 2019-2020. Untuk ukuran anak laki-laki jurusan otomotif bisa rapih  seperti ini saja sudah luar biasa. Lantang dan tegasnya Frans sebagai komandan Upacara juga menutup upacara walau belum sempurna.

Semoga seiring bertambahnya waktu dan umur mereka kelak di jenjang kelas berikutnya bisa menambah tanggung jawab kelas ini. Hikmahnya adalah, dengan menjadi petugas upacara, seluruh teman di kelas saling peduli, kedua suasana menjadi cair kembali. Setelah sempat satu peristiwa membuat hubungan kami sedikit renggang.

Percayalah anakku, ms Juli sayang kalian nanti, bukan saat ini. Jika memang harus diluruskan saat pembentukan dan menanamkan pondasi kemandirian Why Not . . .
Percayalah anakku, orang tua, guru, masih mau menasihati itu berarti masih sayang padamu. Tapi kalau ada orang lain membiarkanmu berbuat apapun, itu artinya dia sudah tidak peduli kelak kamu mau hancur atau tidak. Keluarga, guru, tempatmulah sesungguhnya berkolaborasi.

Semangaaat

#smkyadika13kece
#belanegara
#kedisiplinan
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day20

Posting Komentar

10 Komentar

  1. Wah jadi ingat jaman sekolah dulu, kalo saya pernah jadi pembawa bendera, kirain siswanya aja yg deg2 an kalo mau tampil, ternyata wali kelasnya juga ikut deg2an ya miss, hehe.. jadi kangen masa2 sekolah

    BalasHapus
  2. Mis Juli seneng bacanya, setuju saya pembentukan dan menanamkan pondasi kemandirian penting ya, Mis.
    Dan,beruntungnya para siswa Yadikapubya pendidik seperti Mis Juli. Gurunya keren!

    BalasHapus
  3. Keren, anak-anak itu harus bersyukur mendapatkan pendidik seperti Miss Juli yang yuni rasa bukan cuma sebagai guru tapi juga benar-benar menjalankan peran sebagai orang tua di sekolah.

    BalasHapus
  4. Hihihi aku juga jd inget pengalaman upacara aku salah pake sepatu. Trus dihukum sama pak guru pengampu mapel olahraga dan disuruh nyeker ampe pulang wkwkwk. Sejak itu kapok dan selalu perhatiin jadwal seragam.

    BalasHapus
  5. Bahagianya anak-anak mendapat guru seperti miss juli yang totalitas tanpa batas. Semangat miss juli

    BalasHapus
  6. Ah Mis Juli ini emang selalu keren. Untuk seorang guru memang momen² seperti ini sangat mengesankan ya.

    BalasHapus
  7. Bahagianya jadi guru tuh tak ternilai. Ada rasa haru dan bangga. InsyaAllah kemandirian yang ditanamkan, berbuah manis di kemudian hari ya Mis. Apalagi bila bertemu lagi mereka sudah sukses...

    BalasHapus
  8. Deg degan-nya terbayar sudah. Lega.. begitulah ya kalau punya jiwa guru sejati, perjuangan apapun ditempuh demi anak didik. Barakallah mis😍

    BalasHapus
  9. Anak sekarang memang harus "dipaksa" untuk hal-hal yang menyangkut kedisiplinan. Bersyukur guru zaman sekarang juga punya 1001 cara untuk menanamkan hal tersebut. Itu sebabnya seringkali jadi momen yang berkesan banget. Lelah pun jadi hilang berganti senyum.

    BalasHapus
  10. Menjadi guru, melatih disiplin, sekaligus sahabat anak

    BalasHapus