Catatan Mis Juli (7)


AMANAH MENJADI KEPALA SEKOLAH (1)

Menjadi kepala sekolah sesungguhnya tidak pernah terlintas dalam benak seorang ms Juli. Tapi qodarullah Allah berikan peluang ini kepada ms Juli. Setelah menyelesaikan pendidikan S-1 Matematika di STKIP Kusuma Negara Cijantung, yayasan mulanya meminta untuk menjadi wakil kepala sekolah Kesiswaan. Duh kenapa yaa? Iya siih, senengnya nempel sama anak-anak k
alau sudah ngumpul. Artinya urusan yang namanya siswa pasti ms Juli seneng banget. 

Sejujurnya berat jadi Wakasis, mengapa? Kan ms Juli tulang punggung rumah ini. Jadi, kalau punya tanggung jawab mana leluasa nyari tambahan begitu bukan? Nanti kalau jadi Wakasis pasti serba disorot, nggak boleh ginilah nggak boleh gitulah. Mati gaya doong? Ms Juli sampein aja apa yang jadi ganjelan di dada ini. Kalau soal mimpin mah biasa aja. Seneng malah bisa terjun ke lapangan, 

Sejak kecil biasa dan terbiasa di organisasi dan memimpin. Tapi, saat ini situasinya berbeda, ms Juli harus kerja keras demi jalannya rumah dan sekolah anak-anak. Mau ngandelin siapa coba? Bingung kan? He he pegangan yuk jempol ms Juli gede.

Akhirnya ms mencoba bicara dari hati ke hati dengan direktur yayasan yang sudah agak sepuh. Kami menyebutnya bunda Asih. Beliau juga mantan direktur pajak, welas asih sekali kepada kami, mengganggap kami anaknya semua. Jadi, ms Juli pun merasa tenang untuk menyampaikan uneg-uneg dan segala ganjalan di hati serta alasan. 

Alhamdulillah beliau bisa menerima dan berjanji akan menyampaikan ke Bapak Purwanto. Besoknya bapak memanggil Ms Juli, menyampaikan bisa memahami alasan yang sudah diterima dari Bunda Asih. Tapi beliau tetap menghendaki ms Juli untuk menjadi Wakasek Kesiswaan. Berat,  tapi ini adalah kepercayaan yang harus dijalankan seberat apapun. 

Bismillah dengan ijin keluarga ms Juli mencoba menjalankan ini semua dengan profesional dan amanah. Malamnya mencoba diskusi dengan tiga jagoan yang menjadi penguat dan alasan ms Juli menangguhkan diri. Mereka memberi suport penuh dan siap berbagi tugas dengan ms Juli selaku perempuan satu-satunya di rumah. Dengan kondisi sulung tetap shooting seperti biasa, Abang Luthfi dan adek Hussein berjanji akan berbagi pekerjaan dengan kami. 

Bersyukur sekali bisa menjalankan tugas dengan tetap menjadi ibu untuk mereka, guru privat di rumah. Kalau ms Juli pulang terlambat dan ada rapat, biasanya bimbel yang menghendle adalah Abang ke-2 dan adek bungsu. Setelah itu mereka bisa bermain dengan anak-anak ms karena sesama anak laki. Prestasi mereka juga Alhamdulillah melesat di sekolah. 

Ms Juli mulai merintis keputrian agar saat yang putra sholat Jumat dekat sekolah. Alhamdulillah guru agama mempelopori untuk membiasakan sholat Jumat di sekolah bukan hanya gurunya saja. Tentu siswa kelas 4-6 saja yang sudah belajar tanggung jawab lebih besar. Sekolah kami adalah beraliansi umum. Jadi, kalau sampai bisa mengawal anak untuk bisa belajar sholat Jumat itu luar biasa. 

Begitu putra ke masjid bersama Mr guru, yang putri bersama Ms guru melakukan keputrian seperti belajar sholat lebih baik, membaca Iqro, memperbaiki bacaan juz Amma, bercerita shiroh rosul, sampai pemutaran video-video islami. Semua kami lakukan sambil selang-seling agar anak minimal punya semangat dulu dalam beragama Islam. Karakter beragama yang ingin ditumbuhkan. 

Alhamdulillah mulai bulan ke-4 sejak mengawal keputrian sudah mulai berjalan dengan lancar walau kendala guru dan jadwal kadang berbenturan. Selalu ada penghalang dimanapun, untuk menguji niat baik namun bukan berarti harus berhenti mencari solusi. Kendala manusia masih bisa diatasi, repot jika Allah yang berkehendak tidak berjalan bukan? Alhamdulillah. 

Ms Juli kadang bingung beberapa guru senior selalu merasa pewe, posisi nyaman uenak dicari. Bukankah menjadi guru itu memang capek, tapi membayangkan mereka bisa membaca alfatihah, iqro, dan nantinya mampu membiasakan membaca Alquran bukakah jadi ladang amal sendiri untuk kita? Amalnya mengalir ke kita sebagai guru, mashaallah. 

Tapi memang kebaikan selalu berbanding lurus dengan action dan penegakannya. Tidak bisa berhenti lalu musnah. Jangan sampai. Manusia terbaik adalah yang sebaik-baiknya bermanfaat untuk siapapun sekalipun itu hanya siswanya bukan?

Memang nggak mudah menegakkan kebaikan, tapi bukan sulit. Hanya butuh Istiqomah dengan kepala dingin menegakkan kebaikan. Memberikan Uswatun Hasanah adalah contoh yang diberikan oleh Rosulullah. Akhirnya kegiatan itu tetap berjalan dan mendapat apresiasi serta dukungan semua pihak stakeholder. 

Menjelang akhir tahun ajaran 2007-2008 kembali yayasan memanggil Ms Juli, kali ini lebih serius lagi. Entah apa salahku wajah pak Purwanto terlihat lebih tegang di mata ms Juli. Sempat kuhela napas panjang berkali-kali sebelum mendengar pembicaraan dari bapak. Rasanya jam itu berlalu lebih lama, ingin segera pergi dan meninggalkan ruangan itu. 

Rupanya kali ini bapak memintaku untuk maju test psikolog sebagai prasyarat menjadi kepala sekolah. Waduh, ada apakah gerangan? Mengapa belum selesai tugasku yang kutahu seharusnya dua tahun malah diminta maju menjadi kepsek. Pak Gunawan selaku kepala sekolah diangkat menjadi PNS di SMK 2 Cikarang Barat. Harus ada seseorang yang menggantikan posisi penting tersebut untuk menjalankan roda organisasi sekolah. Padahal pak Gunawan juga baru setahun mengganti kan kepsek lama yang tak lain tak bukan adalah adik bungsu bapak sendiri. 

Suka tidak suka, mau tidak mau ms Juli harus maju mengikuti serangkaian test. Pilihan pahit lainnya jika ms tidak mau adalah mundur dari pekerjaan guru di SD Putradarna global school. Terlalu berat, entah trik supaya aku mau maju ikut pencalonan atau . . . Entahlah, belum memahami isi hati bapak sepenuhnya. Agak bete? Iya pasti, kok gitu sih? Masa, jadi kepsek harus dipaksa? Emangnya ms Juli cewek apaan hiii just intermezo😅. 

Apakah sudah bisa ditebak? Hasilnya? Nggak juga, bayangin deh ms Juli harus melewati serangkaian test sejak mulai jam 8 pagi sampai jam 2 siang baru selesai. Banyak sekalee, testnya. Tapi ya sudahlah memang harus begitu kali ya? Buat dapat kepsek yang berkualitas. Ada empat orang yang ikut dalam test tersebut. Ada dua divisi yang test yaitu divisi TK dan SD. Semua total ada 7 orang yang menjalani serangkaian test. 

Ada sekitar 600 butir test berupa pola hitungan dan psikotes. Semua bisa dilewati dengan sukses walau letih karena tidak ada istirahat samasekali hanya untuk sholat Zuhur saja. Ms Juli lihat semua kelelahan, tapi lega akhirnya selesai juga. Sungguh pengalaman test dan interview yang cukup profesional menggunakan lembaga psikotest. Gimana perasaan ms Juli setelah test? Biasa saja, nggak berharap tapi sudah mengisi dan menjawab yang terbaik ms bisa. 

Oh ya, test itu hari Sabtu. Seninnya ms Juli seperti biasa melakukan kegiatan. Berusaha tidak bergantung dengan hasil apapun, serahkan ke Allah. Sejujurnya kalau boleh memilih enak jadi guru biasa, bisa melakukan kegiatan tanpa terbatas itu saja. Apalagi menjaga perasaan siapapun, sepanjang tidak mengganggu dan merusak nama baik sekolah tempat mengabdi. 

#blogjadibuku
#joeraganartikel

Posting Komentar

0 Komentar