Catatan Mis Juli 9

[ Catatan Mis Juli (9) ]

Kisah sebelumnya: 
http://misjulie.blogspot.com/2019/10/catatan-mis-juli-8.html

AMANAH MENJADI KEPALA SEKOLAH (3)

Bercerita menjadi kepala sekolah walau cuma dua tahun seakan tak ada habisnya. Bagiku begitu banyak cerita indah dan buruk serta kenangan yang membuat ms Juli begitu jatuh bangun mengimbangi tugas ini, di tengah tanggungjawab menjadi single fighter untuk masalah keuangan. 

Jadi ikutan baper karena keadaan tidak memungkinkan ms Juli profesional. Juga ada satu hal yang harus ms tahan dan tutupi di rumah, itu juga jadi pemicu emosi ms Juli yang mudah meledak. Rekan guru yang juga tidak bisa profesional dan orangtua  juga komite belum bisa menyikapi bahwa sekolah ini bukan lagi dipimpin oleh mantan kepsek. Beliau yang merupakan adik ketua yayasan Bapak Purwanto. Ketua komite yang anak pertamanya lulusan kedua saat kepemimpinan mantan kepsek itu, juga tidak bisa dewasa menerima bahwa kini anaknya adalah di kepemimpinan ms Juli dan Bapak selaku ketua Yayasan. 

Sempat ms Juli maju ke Bapak untuk mundur dan menjadi guru biasa kembali, namun ternyata bapak tidak mengijinkan. Malah beliau mengancam akan memecat aku jika berani mundur. Mashaallah ms Juli harus memeras pikiran dan otak untuk tetap melaksanakan tugas setahun lagi. Bagi ms sungguh tidak ada kekuatan yang memback-up dan menghadapi masalah. Namun mundurpun tidak bisa, menjalani sisa setahun lagi apapun kendalanya. 

Untuk perpisahan kelas 6 yang berbeda pendapat dan tempat, ms Juli jalani dengan ikhlas. Ms Juli datangi satu-satu, pertama kelas 6A yang melaksanakan di Lippo Cikarang kolam renang, lalu setelah itu ke kelas 6C di Ciawi salah satu tempat wisata, terakhir di vila puncak Ciawi tempat kelas 6B perpisahan. Jujur ms Juli nyaman sekali di sini. Orangtua nya legowo tapi punya prinsip utama adalah menyenangkan walas dan siswa kelas 6. 

Itulah jalan bijaksana ms Juli. Hubungan dengan kepala sekolah dalam satu wilayah gugus IX juga Ms jalin demi kerjasama wilayah antar kepala sekolah. Alhamdulillah sekolah PDGS masuk akreditasi di tahun kedua ms kepsek. Begitu juga info membanggakan adalah 8 dari 27 guru diterima calon kualifikasi sertifikasi guru. Itu adalah anugrah terbesar yang ms Juli terima sebagai hadiah, hampir sepertiga guru yang ada dan itu adalah prestasi. Sementara sekolah lain paling banyak 2 atau 3. 

Tuduhan bahwa ms Juli main atau nyogok pengawas bukan tidak ms dengar. Tapi inikan real. Guru-guru yang masuk kualifikasi secara persyaratan memang cukup. Nggak tahu ya kalau kemampuan atau kompetensi. Nantikan ada verifikasi dari pengawas sekolah dan dinas pendidikan. Ms Juli? Gimana? Masuk, Alhamdulillah. Apalagi SK CPNS dulu tahun 1994 ms ajukan, tentu jam terbang ms Juli paling lama hampir 14 tahun. Sayang waktu mengajar tahun 1990 di SMP Al-Irsyad ms nggak minta surat keterangan mengajar di situ. Kalau ada lebih lama lagi tentu 17 tahun. 

Tapi ya sudahlah biarkan kuasa Allah yang bekerja. Ini yang ms Juli terlewat tulis di cerita sebelumnya, bahwa pada akhirnya aku harus melibatkan Allah dalam setiap urusanku. Secara manusia logikaku nggak mampu, jadi kuserahkan kepada Allah saja. 

Satu hal yang ingin ms Juli ceritakan di sini, kepsek sebelum-sebelumnya itu nggak pernah betah berlama-lama tinggal di ruangan kepsek. Entah ada paranoid apa di ruangan itu. Katanya, di atas ruangan itu banyak penghuninya, dan suka mengganggu.  Bagaimana dengan ms Juli? Diganggu kah? Bukan sok kuat atau merasa hebat. Sebenarnya ms Juli pun merasakan hal yang sama. Tapi naluri workaholic ku mampu mengalahkan rasa takut. 

Apa saja gangguannya? Mulai dari suara-suara kaki bolak-balik, anak-anak seakan banyak bermain, begitu ditengok? Nggak ada, hiii. Belum lagi komputer yang tiba-tiba mati sendiri, cuma muncul garis saja, dan lain sebagainya. Belum lagi 3  guru komputer yang bercerita tentang makhluk-mahluk aneh sedikit mengganggu. Merubah sikap dan kerja? Nggak sama sekali. 

Buat ms Juli dimanapun pasti ada mahluk, tinggal kita mau menganggap ini serius dan serba paranoid atau bukan? Di tempat ramai juga pasti ada, hanya kita tidak diberi kemampuan untuk melihat mahluk halus. Tinggal kita saja menyikapinya bagaimana. Bersyukur ms Juli nggak terlalu penakut, juga tidak bisa melihat mahluk, jadi klop kan? Heee, sering ms Juli kerja sampai malam kalau memang kerjaan belum selesai. Begitu ngunci pintu? Hiyyy ternyata sudah sepi. 

Memang sekolah kami di depannya adalah kuburan keluarga kebanyakan orang kampung asli Bekasi yang masih ingin bertahan tinggal di sini di himpit perumahan. Biarlah itu bentuk wilayah yang harus diterima kami sebagai karakteristik sekolah ini. Untuknya belum ada anak kami yang sampai kesurupan hebat, coba ms Juli sudah kenal the POST ya pasti bisa mengatasi masalah kesurupan. Alhamdulillah punya bekal tersendiri dari the Post. 

Itulah salah satu cerita seru saat menjadi kepsek. Cerita seru lainnya adalah, Bapak sangat mengapresiasi kemauan belajar ms Juli. Ya, begitu pintu ilmu dibuka dan diberi peluangnya, ms Juli melesat seperti elang. Ms Juli memberanikan diri mengambil S-2 UMJ kelas jauh yang ada di SMA 2 kabupaten Bekasi. Sempat melaksanakan kuliah di sana. Pertengah tahun ke-2 tugasku sebagai  kepsek. 

Kalau soal belajar memang ms nomer satu, sukaaa sekali. Bapak juga sangat mendukung, awalnya Ms Juli inginnya S-2 UPI Bandung. Melalui test seleksi lulus harus reguler seminggu 4x kuliahnya, lah bagaimana tugas kepsekku? Pasti tidak boleh lah. Akhirnya mengambil jurusan MSDM di UMJ kelas jauh. Sayang ketika menuntaskan tesis uangnya sudah terpakai untuk mengurus yang sakit. Ini sangat menyakitkan sekali, tapi harus bisa diterima. 

Akhirnya baru tahun 2014 bisa mengambil S-2 kembali di Universitas Indraprasta PGRI di Ranco Pasar Minggu mengambil jurusan Pendidikan MIPA dan lulus tahun 2016. Alhamdulillah akhirnya, legalitas ku kelak mengajar menjadi dosen dilengkapi dengan ijazah S-2 juga akhirnya. 

Nah lanjut lagi soal pengalaman memegang amanah menjadi kepsek, saat itu masih kuliah S-2 di UMJ, setiap hari Jumat pulang sekolah dan Sabtu. Itu kulakukan dengan guru muda yang bernama pak Didin juga tetangga satu kompleks perumahan. Kebetulan beliau adalah Wakasek kesiswaan di tahun ke-2 kepemimpinan ku. 

Ms Juli selalu merangkul guru muda apalagi fresh graduate. Menguasai IT, dan masih bisa dibentuk atau diarahkan. Sayang malah digosipkan yang tidak-tidak, dengan bumbu yang tidak sedap didengar. Tapi biarlah yang penting hati ms Juli tidak melakukan. Niat mengkolaborasikan senior dan junior (meminjam istilah mereka yang merasa lebih dulu mengabdi), untuk kemajuan sekolah. 

Berita baik di last minute tugas sebagai kepsek adalah, sekolah kami peringkat kedua di bawah Thoriq Bin Zyat yang jelas-jelas saat itu milik Bupati Bekasi Saadudin. Jumlah peraih NEM nilai 10 rata-rata ada 4 siswa. Wuiiih bangga dong, mengapa karena pyur murni usaha perjuangan anak-anak PDGS loh. Apalagi sekolah Ms Juli anti nyogok, kalau dengar ada soal amplop Bapak Purwanto suka marah loh. Untuk itu kami berpositif thingking bahwa itu hasil murni.

Posting Komentar

0 Komentar