TAHTA CINTA YANG KUPERTAHANKAN (4)



Setelah sangat menikmati keadaan selama ini, suatu hari setelah 3 bulan mendapat asistensi pelajaran mata kuliah agama Islam, timbullah kesadaran beragamaku. 

Kakak-kakak akhwat dan ikhwan begitu kami menyebut, mengajarkan agama yang sebenarnya. Dari kewajiban berjilbab hingga tidak adanya pacaran. Yang ada adalah menikah muda untuk menghindari fitnah berkhalwat atau berdua-duaan.

Sejak itu aku langsung berkerudung, efeknya mamah papah kaget dan mengatakan belum siap menerimaku berjilbab. Kami memang hidup di lingkungan agama Islam Kejawen. 

Artinya agama hanya sebatas pengakuan, bukan implementasi sehari-hari. Wajar kalau akupun dibebaskan bergaul dengan laki-laki manapun. Padahal itu salah.

“Nanti, kalau mau pakai kerudung“ kata beliau berdua pada jilbabku. 

Reza sendiri mendukungku, karena lingkungan keluarganya semua pakai kerudung, maklum dari keluarga seberang kata mamah waktu itu.
Parahnya papah marah sekali padaku,  bahkan mengancam akan membakar buku-buku kuliahku jika jilbabku terus kupertahankan. Aku menolak dan menangis, langsung pulang ke BOGOR.  Tiga bulan aku tidak pernah ditengok oleh mamah papah. Aku terus berkonsultasi dengan guru-guru mengaji yang kupanggil murrobi atas ujian yang menimpaku saat itu. 

"Sabar  Santi, ini ujiannya. . . Sanggupkah kita melewatinya. Allah pasti memberi jalan bagi kita yang tetap di jalan-Nya“  kata mereka, saat itu ghiroh beragamaku sangat tinggi dan amat militan.  

Pada Reza kukatakan: 
“Kak, kalau kakak sayang ma aku, kamu harus melamarku. Karena Islam tidak mengijinkan kita pacaran. Ini Ikhtilat kak! aku ga mau dosa terus-terusan"  kataku padanya ketika suatu saat dia datang. 

Aku tahu kelaki-lakian nya menolak, namun rasa sayangnya padaku mengalahkan egonya. Dia berjanji akan datang ke mamah papah untuk melamarku.

Satu minggu,  sampai  minggu ke 3, tak ada juga ada kabar darinya. Bahkan kedatangannya. Ada rasa cemas di hati dan kerinduanku. Namun itu semua kukalahkan dengan terus meningkatkan ibadahku, hingga dhuha dan Tahajudku.


Pada  minggu ke-4 dia datang juga. Terlihat di mata kami masing-masing ada kerinduan yang tertahan, namun aku selalu menjaga dan membatasi sikapku. 
"Aku takut dosa" batinku. 

“San, saya sudah kerumah, …..” dan diapun mulai panjang lebar bercerita,  yang intinya papah menolak maksud hatinya, karena beliau ingin aku menyelesaikan sekolahku dan menjadi kebanggaan keluarga. Seluruh harapan tertumpu padaku karena sejak kecil yang sekolahnya lurus dan mulus hanya aku. Begitu banyak kemudahan yang kuperoleh, sampai mendapat beasiswa pemerintah

Papah cukup syok dengan aku berjilbab,  ditambah Reza memintaku untuk menjadi istrinya. 

“Enak aja, saya yang nanam, kamu tinggal enak mbelah“ Kasarannya seperti itu filosofi orang tua yang tak rela anaknya diambil orang.

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Cukup tenggelam dalam ceritanya, spt mau bilang ke santi.
    "udah... nurut aja sm bapak, pernikahan itu kn harus direstui ortu."

    BalasHapus
  2. Kebayang banget rasa campir aduk yang dialami Santi ini...

    BalasHapus
  3. Serba salah pastinya jadi Santi. Tapi memang sebagai anak kita harus patuh sama orangtua, selama hal itu bukan untuk bermaksiat pada Allah. Semamgat mbak, cerpenny bagus lho.

    BalasHapus
  4. Lalu gimana ya cerita selanjutnya... apa betul Reza yang memanen kebaikan santi? Atau orang tua santi dapat hidayah sehingga membolehkan santi berjilbab dan menikahkan dengan Reza? ... hmmm..to be continued

    BalasHapus
  5. Baca cerbung Mbak ini saya jadi ingat, dulu waktu awal2 ngeblog juga lebih suka nulis fiksi kayak gini dengan tema yang kurang lebih sama. Btw cerbungnya menarik nih.

    BalasHapus
  6. Galfok dengan kalimat-kalimat di paragraf terakhir :) Ungkapan emosi orang tua yg belum siap kehilangan anak...

    BalasHapus
  7. Satu dilema, antara keinginan orang tua dan ketentuan agama...

    BalasHapus
  8. ujian besar nih. ini wow banget. baca ini jadi inget cerita sendiri. sulit memang meyakinkan orang tua, tapi lama kelamaan mereka akan menngerti.

    soal lamaran yang ditolak juga artinya belum jodoh aja. nanti kalau jodoh juga bakal balik. seruwet apapun ceritanya.

    btw, cerbungnya bagus mbak.

    BalasHapus