Catatan Mis Juli (14)


Kisah sebelumnya: 


http://misjulie.blogspot.com/2019/11/catatan-mis-juli-13.html

Bukannya bermaksud ingin kurang ajar atau tidak menghargai wakepsek yang marah karena ms nggak bisa mengambil langsung tawaran 35 jam. Namun, ms Juli masih memiliki tanggung jawab di SD Al Azhar Syifa Budi Legenda. Masih punya 8 jam untuk berbagi saja sudah Alhamdulillah, semoga karena kepsek Pak Josep melihat CV ms dengan profesional, bukan karena kasihan. 

Alhamdulillah bisa mengajar dua kelas otomotif buat ms sudah bersyukur. Sebisa mungkin ms mengajar. Awal-awal sih mereka membuli ms dengan cara tidak mau belajar, ngeledek "Mama Dedeh, curhat Doong" walaah. Ms tetap tenang, dan berusaha mengajar dengan santai. Begitu mulai mengerjakan soal, ternyata mereka mulai tertarik satu persatu untuk memperhatikan. 

Mungkin dianggap berbeda cara menerangkannya, lalu mereka seperti orang haus akan ilmu dan informasi. Mereka mulai memperhatikan serius cara dan matematika yang saya terangkan. Yess, Alhamdulillah hari itu berlalu dengan membahagiakan. Walau hanya 2-3 soal tapi mereka sudah senang kelihatannya. Mengapa sedikit soal? Karena begitu banyak pertanyaan dari mereka anak otomotif yang baru ini ms hadapi. 

Hari-hari berikutnya, mereka seperti orang haus dan lapar, kehadiran ms begitu ditunggu setiap jam pelajarannya. Kini bukan lagi "Mama Dedeh" sapaannya. Tetapi ms Juli, sapaan yang biasa ms sebut untuk menyebut diri ini. Kalimat perintah yang biasanya Indonesia sesekali menggunakan bahasa Inggris, maklum sudah terbiasa di dua sekolah sebelumnya. Kadang siswa senyum-senyum sendiri karena tidak mengetahui artinya. Pelan-pelan saya terjemahkan. Lucu mungkin buat mereka, guru matematika, dipanggil dan membahasakan diri dengan ms Juli dan mengucapkan instruksi dalam bahasa Inggris.

Belum lagi saat Ms memanggil mereka dengan panggilan "Mas" sebagai sapaan. Mereka seolah merasa dihargai dan dihormati. Bukan hanya sekedar nama saja. 2-3 kali pertemuan, siswa sudah mulai terbiasa dan enjoy. Mulai aktif bertanya, walau terkadang masih belum mengerti. Nah ternyata, 27 jam mapel yang belum terpenuhi oleh ms Juli diberikan kepada guru matematika lain juga, yang ternyata berlatar belakang SIP. Sarjana Ilmu Pelayaran. Buat ms awalnya tidak masalah sih, namun mulai timbul kejadian, ketika kelas yang Ms ajarkan ternyata bercerita betapa asyiknya diajar oleh ms Juli.

Bahkan pernah, ketika ms ada keperluan mengantar anak SD Al-Azhar Syifa Budi Legenda untuk lomba olimpiade Matematika di Bandung selama dua hari, dan ibu guru itu menggantikan jam ms, siswa protes. Ternyata siswa hanya diberi fotocopy soal dan ditugaskan mengerjakan sendiri. Sementara beliaunya duduk manis. Ketika diminta mengajarkan, beliau selalu mengelak dengan meminta mereka mengerjakan terlebih dahulu. Ada yang mencoba konsultasi soal, ibu itu ternyata tidak bergeming. Siswa akhirnya mengadu kepada wali kelasnya.

Dua hari kemudian, wali kelas tersebut melaporkan kejadian tersebut. Bahkan beliau sampai ikut masuk ke kelas tersebut. Sehingga beliau menyaksikan sendiri kejadian di kelas seperti apa.

"Bu, kasihan anak aku. Jangan ditinggal lagi, kasihan mereka sangat butuh sekali pengajaran matematika, Bu. Baru kali ini kulihat anak kelasku begitu antusias belajar matematika, sejak ibu datang. Bisakah ibu membantu mereka hingga ujian selesai? Bisakah mereka mengejar ketinggalan yang selama ini karena guru matematika sebelumnya cuek banget, Bu?" Ibu Eci tersebut memberondong dengan kata-kata dan pertanyaan.

Jujur, ms Juli tersanjung sekali, walau sedikit ada rasa bersalah karena masih harus mendua dengan SD Al-Azhar Syifa Budi Legenda. Tapi gimana lagi? Belum lagi, belum lama mengajar tetiba ms juga harus mengajar PM di sekolah ini pulang sekolah jam 12- 14 siang. Karena sudah fokus pada pelajaran 3 mapel UN yaitu Matematika, Bahasa Indonesia,  Bahasa Inggris dan Produktif siswa pulang pukul 12.00. Yang tadinya hanya mengajar di dua kelas, dengan PM ini mau nggak mau harus memegang 3 kelas lainnya.

Praktis, setiap hari Ms Juli harus mengajar satu kelas matematika. Bersyukur sih, jadi bertambah lagi pasien matematika yang harus ms Juli bedah kesulitannya. Bersyukur Al Azhar Syifa Budi Legenda bisa memahami dan mengijinkan ms Juli pulang lebih cepat setelah jam kosong, tidak usah menunggu sampai sore hari. Setelah itu ms langsung menuju SMK Yadika 13 untuk melaksanakan PM matematika kelas 12.

Ternyata, ada dua siswa otomotif yang begitu termotivasi untuk bisa mengerjakan matematika. Terlebih, mereka juga memang haus untuk belajar dan mengejar ketertinggalan mereka juga. Terkadang mereka minta ijin untuk datang ke rumah dan belajar bareng dengan anak ms yang juga mau ujian kelas 12 SMA. Ya, anakku memilih SMA. Alhamdulillah kedua anak tersebut mau belajar dan bertanya. Aktif sekali mereka saat bergabung bersama anak SMA tersebut.

Bersyukur ms Juli mereka bisa dan mau  mengejar ketertinggalan mereka. Kadang mereka belajar sampai 3 jam setiap datang. Apalagi mereka juga kadang ditinggal-tinggal bila ms harus memegang kelas lain. Alhamdulillah sampai jelang detiknya ujian, siswa di rumah dan di kelas terus antusias sekali. Tanpa sungkan kedua siswa tersebut rajin bertanya baik baik di kelas maupun di rumah. Ms sama sekali tidak membedakan walau mereka tidak membayar untuk belajar.

Ms pikir ini adalah awal mengajar, tentu butuh pendekatan dan mengasah lagi ilmu matematika SMK. Selama ini ms hanya mengajar di SD, SMP, SMA IPA peminatan. Biarlah ms memberikan dulu kesempatan kepada dua siswa ini. Ternyata, bertambah dua Minggu menjelang ujian. Jumlahnya jadi empat orang. Ms berusaha melakukan tutor teman sebaya dengan dua siswa yang telah dulu belajar dengan ms Juli sebelumnya.

Semuanya anak otomotif. Namun semangatnya luar biasa. Dukungan ibu Eci selaku walikelas juga sangat membantu memberi support nya. Sehingga walau ms tahu nggak semua langsung cerdas, tapi paling tidak mau memperhatikan. Tahu sendiri bukaaan? Pokoknya ma Juli harap siswa bisa mengikuti prosesnya seberat ini apapun.

Sungguh, bukan ms Juli mau sombong. Itupun tahu kabar hasil NEM matematika mereka setelah setahun berikutnya. Maklumlah, ms kan mengajar di dua tempat. Jadi begitu PM selesai  segera fokus ke SD Al-Azhar Syifa Budi Legenda. Kebetulan juga memegang kelas 6 dan dipercaya mengajar PM juga matematika. Serta persiapan acara wisuda perpisahan kelas enam tersebut. Acaranya di gedung OSO Grandwisata.

Tetapi, Al Azhar itu punya aula besar tersendiri untuk latihan sebelumnya. Jadi enak dan bebas ms mengajar paduan suaranya. Kepsek SD ibu Siti Khodijah sangat puas dengan pencapaian hasil ujian matematika serta olimpiade yang saat itu diwakili oleh kelas 5B yang bukan kelas akselerasi. Keren kan? Rupanya mengapa siswa tersebut nggak masuk seleksi kelas akselerasi adalah, saat itu kondisi badannya sedang ngedrop. Sehingg berpengaruh dengan tes seleksi IQ, dan tidak lolos. Tapi nggak apa-apa anaknya nyantai sekali. Ms bangga mengajar dan melihat dia menjadi juara. 

Posting Komentar

0 Komentar