Catatan Mis Juli (18)

Kisah sebelumnya:
http://misjulie.blogspot.com/2019/11/catatan-mis-juli-17.html

Mulailah hari-hari ms Juli lewati benar-benar sendiri, tanpa beban dan fokus hanya membesarkan ketiga jagoan dalam hidup seorang Ms. 

Kami jadi tambah suport satu sama lain. Bersyukur sekali dengan pertolongan Allah, dengan beban ujian selama ini, ms juga bukan PNS dengan tanggungan beban biaya yang tidak sedikit. Alhamdulillah sesudahnya tidak ada sedikitpun utang yang harus ms tanggung. Bahkan dengan uang takjiah kemarin ms bayarkan semua utang piutang almarhum yang tersisa, juga uang sekolah anak-anak sampai satu semester ke depan. 

Bungsu yang akan masuk SMK harus dipikirkan kemana akan melanjutkan kelak. Setelah berdiskusi dengan abang-abang nya kami sepakat memasukkan bungsu ke sekolah Ms Juli. Berat sebenarnya, selama ini ms berprinsip tidak pernah mau satu sekolah dengan anak sendiri. Namun, saat ini harus diambil dengan berbagai macam pertimbangan. 

Lalu ms Juli maju menghadap kepala sekolah untuk konsultasi dan meminta keringanan sebagai anak guru. Alhamdulillah pak Josep memberikan potongan uang gedung hampir 75 persen. Sehingga uang yang ms bayar hanya 25 persen saja, namun untuk potongan yang lain tidak ada. Tidak apa-apa, segitu saja ms sudah sangat terbantu sekali. 

Begitu juga komitmen ms Juli untuk menjadikan sekolah ini sebagai tempat terakhir pengabdian. Menghabiskan sisa umur di sekolah ini selama masih bermanfaat. Ms Juli sudah bertekat berusaha melewati kesendirian ini dengan menjadi sebaik-baiknya orang yang bermanfaat. 

Untuk jurusan, dan mental persiapan masuk ke sekolah yang sama dengan bungsu membutuhkan persiapan dari ms Juli dan ketiga jagoan. Setelah diskusi tiga hari dua malam akhirnya dicapailah kesepakatan. Bungsu harus memahami posisi ms Juli sebagai guru di sana nanti, tanpa harus membuat masalah baru. Lebih baik itu disampaikan jangan sampai terjadi benturan baru dibicarakan. Lebih baik dibicarakan segalanya sejak awal. 

Selanjutnya, ms menyampaikan keinginan untuk mengajukan sertifikasi kembali dari awal dengan mengambil jenjang SMK dan mapel matematika. Memang risikonya adalah harus memulai segalanya kembali dari nol, namun butuh dukungan dan kepastian dari kepsek. Alhamdulillah bapak sangat mendukung dengan catatan memajukan SMK Yadika 13 ini, siaap pak jawabku penuh semangat. 

Mulailah perjalanan dimulai. Awal Januari 2014 ms mendaftar lewat aplikasi Padamu Negeri milik Kemendikbud. Ternyata, Alhamdulillah awal April nama ms Juli keluar sebagai salah satu yang dicalonkan menjalankan PLPG di bulan Agustus nanti di Bandung. Mashaallah bahagianya ms Juli. Semakin bersemangat rasanya. Apalagi pada angkatan ke-3 ini anak pegangan kelas 12 ms mendapat nilai 9,2 untuk matematika. Wah semakin bersemangat lagi rasanya. 

Oh ya saat itu juga Ms mencoba mendaftar untuk kuliah S-2 di Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) di Pasar Minggu Jakarta. Juga dalam rangka mengisi waktu agar pikiran terus positif. Bismillah semoga biaya dan waktu bisa tercover. 

Ada hal yang menarik, di bulan Juni 2014 ms Juli bertemu dengan alumni siswa SMK yang pernah ms ajar waktu di Bekasi Kota. Saat itu tahun 2000. Pertemuan tanpa sengaja yang Allah rancang sehingga mempertemukan antara ms dan alumni. Rupanya waktu itu beliau merasa kehilangan dan sempat mencari ms Juli. Sejujurnya ms bahagia dan tersanjung dengan ceritanya. Namun ms Juli takut mengaburkan sikap profesional mengajar ms Juli. 

Siapa menyangka ms harus menerima cinta alumni di saat umur tak lagi muda. Saat itu Ms tidak langsung mengiyakan. Menganggap dia lebih pantas menjadi adik atau anak kalau tak boleh juga. Namun sikap nya yang menyatakan lebih dengan ketulusannya sungguh mengguncang ms Juli. Antara takut dan ingin menerima menjadi perang batin yang tak mungkin ms hindari. 

Sambil tetap mengajar dan bulan Agustus ms benar-benar menjalankan PLPG di UPI Bandung akhirnya. Sejenak kami terpisah dan Ms pun mencoba melupakannya. Biarlah Allah yang akan mempertemukan kelak jika dia jodohku. Walau sisi lain sudah selesai ingin sendiri saja, atau jika kelak diberi pun inginnya yang lebih tua saja supaya bisa ngemong ms Juli yang kadang masih temperamen saat lelah melanda. Ah, ternyata hati ms nggak mungkiri akan kebutuhan kasih sayang yang selama ini ms ingkari. Trauma keluarga masa lalu turut berperan. 

Sejenak diapun terlupakan, ms fokus pada kuliah dan kegiatan mengajar ms Juli. Sempat ms Juli diajukan pak Josep untuk menjadi guru tetap di sana, namun qodarullah masih terhalang oleh penilaian wakepsek dan subjektivitasnya. Ms juli berusaha menyadari bahwa apapun itu adalah sesuai kehendak Allah. Sekalipun manusia berkehendak, namun Allah belum tentu tidak akan terjadi bukan? 

Begitu juga bila Allah berkehendak, bila manusia menghalangi sekalipun jika memang sudah takdirnya siapa yang bisa menghindari? Itulah Takdir Allah yang Kun fayakun. 

Alhamdulillah November 2014 ma Juli menerima sertifikat sertifikasi akhirnya. Bahagia dan haru, ternyata Allah mudahkan segalanya. Tinggal menunggu cairnya keuangan mulai Januari 2015 nanti. 

Kuliahpun berusaha ms jalani semaksimal mungkin. Ini sering ms ceritakan kepada siswa, berharap ini jadi motivasi untuk mereka. Ms Juli saja jadi ibu, guru, masih bisa jadi mahasiswi yang belajar lagi. Ms masih ingat jelas, kuliahnya setiap hari Jumat jam 13 sampai jam 21.00 tepat. 

Berat itu adalah ketika tahun  ajaran 2015-2016 kepala sekolahnya ganti dengan wakil kepsek sebelumnya, yang ms cerita juga kurang objektif bersikap terhadap ma Juli. Untuk ijin kuliah dengan tidak mengikuti kegiatan rohis keputrian Jumat. Tapi ms nekat, karena ms nggak mau kuliah molor dan akhirnya menghabiskan biaya lebih banyak lagi. 

Ms bukannya mau kurang ajar sama atasan, namun bagaimanapun kuliah ini harus selesai. Jangan sampai berlarut-larut dan merugikan keuangan, mengapa begitu? Ms Juli ini adalah dosen matematika sejak 2010 di STKIP Kusuma Negara. Pemerintah mulai 2014-2015 menuntut para dosen untuk menyelesaikan s-2 dan administrasi lainnya. Dulu 2010 ms sempat kuliah S-2 di UMJ dengan mengambil kelas  jauh, namun tidak selesai tesis. Mengapa? Biayanya habis untuk almarhum kepala keluarga yang sakit. 

Oh ya ada satu hal yang lupa ms ceritakan di sini, ternyata dari sikap mengajar yang tulus ms lakukan, ternyata mulai angkatan ke-3 ada lulusan yang ingin masuk UNINDRA juga. Rupanya mereka termotivasi oleh ms Juli. Karena Alhamdulillah ms bisa melewati wisuda ini dengan walau sedikit terseok-seok akibat memegang tanggung jawab dan keluarga. 

Ternyata ini sangat berdampak pada mereka. Terlebih mereka yang selama ini baru mulai mencintai matematika dengan cara tulus ms Juli membuat matematika itu mudah dipahami. Kegarangan dan kedisiplinanku di sekolah dengan di kelas tentu linier sekali dengan tujuan mereka bisa belajar dengan fokus di saat jam ms Juli. Kalau kelas ramai dan mereka asyik sendiri lalu apa yang akan di dapat. 

Alhamdulillah sejak 2012 mengajar di sekolah ini, sudah ada 4 angkatan yang mengambil S-1 jurusan matematika di sini seperti: mbak Suci angkatan pertama jurusan Akutansi,  Meylanika jurusan Administrasi perkantoran, mbak Hawa jurusan akutansi, mbak Febi jurusan TKJ. Sementara yang dua lagi mengambil S-1 jurusan TKJ dan DKV. Senangnya.

Posting Komentar

0 Komentar