Sedih banget ms Juli siang ini lihat berita di YouTube Chanel, ketika ada liputan mereka yang terdampak Covid-19 di Ramadhan kali ini. Sejak subuh hingga berbukanya dipantau oleh para relawan syuhada.
Ternyata mereka para pedagang, perantau, yang terdampak usaha dan pekerjaannya karena PSBB dan sosial distacing atau kini phisical distacing. Jangankan untuk bayar kontrakan perbulan, untuk makan saja belum tahu bagaimana harus bertahan. Di tengah Pandemik ini, semua mau keluar juga mikir. Mau pulang kampung sudah tidak diperbolehkan sementara waktu ini, sampai keadaan lebih baik.
Mereka tinggal di emperan ruko-ruko yang tutup sementara waktu beralasan seadanya. Yang penting, tidak kehujanan sementara waktu dan ada tempat berteduh. Subhanallah, mereka tetap berpuasa dan sholat dengan saling bahu membahu menjaga. Ms Juli bersyukur sekali dengan keadaan ini, bersama keluarga tetap berada di rumah. Bagaimana dengan mereka? Keluar nggak bisa, pulang kampung pun bakal didenda.
Tak perlu menimbun makanan dan memilih bukaan takjil. Sudah ada yang dimakan SYUKURILAH. Kalau perlu sisihkan untuk mereka yang di jalanan tanpa tempat tinggal dan makanan. Bayangkan kalau itu terjadi pada kita dan keluarga.
Makanlah saat lapar, dan berhentilah sebelum kenyang. Pesan cinta Covid-19 di saat Ramadhan juga mengajarkan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan di sekeliling kita.
Saat yang tepat untuk melangitkan harapan bahwa Pandemik ini akan segera berlalu di bumi Indonesia tercinta, dan mereka yang terdampak bisa kembali tersenyum akan masa depan.
#Tantanganmenulisramadhan
#day4
#joeraganartikel
#takjil
0 Komentar