Bukan Sedekah Biasa ...


Cerita miris itu adalah ketika melihat berita di TV tentang satu keluarga yang kelaparan, dan akhirnya sang ibu meninggal karena hanya minum air galon saja selama dua hari.

Sungguh berita itu menyisakan duka mendalam di sudut hati.  Walau hati mengatakan tak mungkin hanya minum air bisa menjadi penyebab wafatnya seseorang. Namun, dampak Pandemik ini memang menyisakan cerita berlembar-lembar tentang keadaan yang menjadi tak bersahabat.

Bicara sedekah adalah bicara hati dan pikiran. Siapa yang tak ingin beramal, bersedekah, atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentu semua menginginkan sebagai bekal pulang. Janji-Nya dalam Al-Qur'an cukup jelas, bagai bulir dengan 700 anakan yang akan dipetik berapapun amalan sedekah kita. Yang ikhlas ...

Ms Juli sering merasa bersalah jika mendengar  ajakan untuk bersedekah ke tempat jauh karena memiliki tabungan anak yatim di daerahnya atau daerah tertentu. Beberapa teman juga sering mengirimkan proposal santunan dari berbagai daerah. Masjid di perumahan ms Juli juga sedang aktif mengedarkan kenclengan yang setiap seminggu sekali di hari Jumat diambil.

Namun, alangkah indah jika orang terdekat ms Juli seperti keluarga, kerabat, tetangga terdekat yang bisa dijangkau untuk saat ini. Tentu tidak akan terjadi kisah miris yang diceritakan di atas bukan? Bagaimana bisa kita jauh-jauh sedekah sementara lingkungan dan keluarga sendiri kekurangan, terlibat utang, apalagi riba, yang membuatnya tak bisa menafkahi keluarga. Tak mungkin juga menyalahkan, jika tak mengerti jalan ceritanya.

Faktanya, itu banyak terjadi di sekitar kita. Soal mental kembalikan padanya, namun tugas ms Juli hanya mengingatkan juga membantu lepas dari jeratan kemiskinan, utang, dan kelaparan. Tidak dikatakan beriman seseorang jika belum diuji dengan kelaparan, ketakutan, kekurangan, dan sebagainya. Sebagai orang, saudara muslim yang ada di dekatnya, di sebelahnya, atau lingkungannya, berkewajiban membantu.

Kita memang bukan malaikat yang tak punya prasangka, dan hati bersih. Terkadang terselip rasa dan pikiran, biarlah. Niat mulia takkan menghianati pandangan taqwa kita. Serahkan semuanya ke Allah, karena DIA tak pernah tidur dan CCTV-Nya adalah 24 jam. Bukan tugas ms Juli menghakimi, menjudge, mengorek kenapanya. Cukup tangan di atas, tanpa pamrih.

#Tantanganmenulisramadhan
#joeraganartikel
#day11
#sedekah


Posting Komentar

0 Komentar