𝗦𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝟱 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 (9)

𝘽𝙮 𝙈𝙨 𝙅𝙪𝙡𝙞

Di awal tahun kelima, aku diajak pulang ke kampung suami di Sumatera sana untuk pertama kali dalam hidup. Pergi jauh menyeberangi pulau Jawa. Saat itu memang benar-benar suasana batinku lebih ikhlas menjalani hidup.Termasuk pergi ke Sumatera, pasti pertanyaan akan lebih banyak lagi. Di perjalanan yang menggunakan bis selama 30 jam, membuat kakiku bengkak. Aku menganggap itu hanya karena kurang gerak, sehingga peredaran darah kurang lancar.

Aku tidak menganggap apapun, karena sudah lelah untuk tes kehamilan yang telah membuat tak ingin diPHP kata anak sekarang. Hanya kecewa, berharap tes itu menghasilkan harapan kehamilan, namun selalu berakhir dengan kekecewaan. Di perjalanan aku tidak pantang apapun. Minuman  bersoda, dan durian kumakan. Kebetulan sampai di kampung halaman, sedang panen durian, dan duku bikin semakin lahap saja kami.

Sampai 5 hari kemudian kembali lagi akupun tidak merasakan apapun. Hanya rok kurasakan agak sesak nih. Entah kenapa kok kali ini aku ingin sekali melakukan  tes  kehamilan. Aku hampir lompat kegirangan saat tahu garis 2 muncul di alat tersebut, setelah 4 tahun biasanya garis 1 terus. Untuk lebih memastikan aku pergi ke bidan, dan ternyata benar aku dinyatakan hamil selama 5 minggu. 

Subhanallah aku merasakan bahagia yang amat sangat. Begitu juga dengan suami, tapi kegiatanku tetap berjalan seperti biasa. Agak menyesal sekali selama perjalanan ke Sumatera makanan  dan minumanku tidak dijaga.  Semoga tidak berpengaruh berarti. Aammmiin dalam hatiku. 

Aku sangat merasakan kebahagiaan, selama hampir 3 bulan, lebih bahagia lagi, kehamilan ku membuat hubungan dengan mamah-papah jadi mencair lagi. Hanya memang saat itu, ibu mertua menyarankan untuk periksa kehamilan di RSCM  saja. Padahal jarak rumah kami  di Bekasi Timur ke rumah sakit di Jakarta itu lumayan jauh. Dengan kendaraan yang masih minim, dan kebanyakan supirnya ugal-ugalan. 

Hari itu adalah saat aku memeriksakan kehamilan dalam bulan ini. Sewaktu berangkat Alhamdulillah supirnya sopan. Namun saat pulang, supir dengan seenaknya melewati polisi tidur tanpa memberitahu. Sedangkan posisiku saat itu di belakang, terasa mual dan pusing. Nah yang bikin lebih pusing itu adalah tiba-tiba supir melewati posisi tidur lebih keras lagi. Perutku rasakan tidak karu-karuan. Aku hanya bisa marah-marah sendiri dalam hati, karena melihat wajahnya, agak takut juga untuk protes langsung ke dia.

Hari itu aku merasakan biasa saja, tapi besok pagi mendapati flek darah disertai gumpalan sebesar hati ayam. Aku kaget, tapi yang terjadi merasakan seperti haid. Walau tidak deras. Hanya sedikit-sedikit saja. Tapi perutku rasanya tidak karu-karuan. Sorenya,  saat aku sampaikan  ke bidan terdekat, bidan mengatakan bahwa bayiku sudah tidak terdeteksi lagi jantungnya, saat itu umur bayi adalah 4 bulan 3 minggu. 

Aku shock sekali, begitu mendengar harus di kuret. Papah yang saat itu mulai pensiun, mengantarkan ke RSCM. Mamah sedang sakit, rupanya mama merasakan kesedihan apa yang  kurasakan.

Aku mau cerita sedikit, ada kejadian yang sungguh mengharukan saat harus di kuret. Aku berada pada posisi pertama dengan deretan antrian yang banyak. Saat itu aku belum punya pengalaman sama sekali, dan yang mengantarkan adalah 2 laki-laki. Yaitu papah dan suami. Saat masuk aku  tidak membayangkan, bila ternyata dilakukan sistem sedot. Rasanya nyawaku, hampir melayang. Badanku serasa dingin. Perut rasanya sakit dengan sedotan itu. Lemah tak berdaya merasakan tubuh tak bertulang. Bagaimana selanjutnya ...

#eventSJB
#StatusJadiBuku2
#JoeraganArtikel
#ChallengeStatus
#Nulis20hari
#Harike9

Posting Komentar

0 Komentar