Di Ramadhan Kepergianmu, Sahabat


Ketika dikabari sahabatku Indah masuk RS setengah nggak percaya. Biasanya dia itu strong women banget deh. Jarang sakit dan mengeluh. Tapi, karena aku masih harus hendel banyak amanah, terpaksa hanya chat dia saja saat itu. 

Aku sakit Mom, darahku drop dan lambung katanya dengan lesu. Duh, anak ini selalu ceria dan teman yang hangat dimanapun. Sebagai ketua LSP di sekolah tempatku mengabdi yang harus berkolaborasi dengan hubin (hubungan industri) memang sangat sibuk. Harus pelatihan ini itu, menghadiri kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi Vokasi siswa dan sebagainya. 

Aku sudah berniat Sabtu Minggu ini berkunjung ke rumah sakitnya. Belum juga sempat, tetiba kepsek menginformasikan sesuatu yang bikin aku shock. Indah harus pergi selamanya. Di tengah virus covid yang masih mengintai, dia akhirnya harus menyerah imunnya runtuh. Keadaannya terus drop dan kritis selama 2 harian tak sadar. Allah terlalu sayang, tadi pagi 7.30 keluarga harus merelakannya. 
Tak percaya tapi ini terjadi, baru tanggal 18 April chat sehari masuk RS, aku belum sempat lagi, ya Allah rasanya seperti runtuh duniaku. Merasa bersalah, mengapa niatku kurang kuat untuk menengoknya. Tapi jujur, Ayah Umar dan anak-anak memang wanti-wanti untuk tidak ke tempat yang berhubungan dengan Rumah sakit, puskesmas, atau tempat orang sakit. Itu salah satu penghalang niatku. 

Selamat jalan Indah, kau pergi saat Ramadhan. Bulan baik, bulan penuh ampunan. Husnul khatimah dalam pergimu sahabat, tak ada kata-kata lagi yang mampu kuucapkan untuk menggambarkan kepergian mu. Terlalu cepat rasanya, kami belum sempat membesukmu, bahkan untuk yang terakhir kali. Pergilah dalam bahagia, doaku kita reuni nanti di syurga-Nya ya adikku, Indah. 

#day13✔️ 
#tantanganmenulisramadhan 
#nurulamanahpublishing 
#joeraganartikel

Posting Komentar

0 Komentar