Meraih Malam 1000 bulan Sesungguhnya

Sudah mulai masuk puasa 10 hari kedua nih sahabat, duh rencana tinggal rencana sepertinya. Tapi nggak boleh kalah sama keadaan, ibadah bukan di tangan dunia. Tapi, dunia harus di tangan ibadah kita. Dalam artian jangan diperbudak hawa nafsu dunia, sehingga ibadah kita kalah dengan keinginan duniawi semata. 

Ini ms Juli rasakan betul loh, kalau sudah sekali keseret malas dan lalai, nikmat betul melawannya. Padahal saat mau masuk puasa, rencana A, B, C sudah terbayang indah dan manisnya. Tentuu halangan juga diperhitungkan, apalagi perempuan yang masih dilimpahi godaan. Membaca Qur'an masih di jus 19 belum maju-maju nih. Hari ini ke-13 sudah kita berpuasa, ms Juli sudah kalau 2 sejak di awal. Tapi bismillah masih 17 hari lagi plus minus. Sepuluh hari kedua baru ketiga. Harus terus berlatih berlomba kebaikan. 

Jangan sampai niat baik kalah dengan godaan syaithon dan duniawi. Apalagi ms Juli baru makjleb banget, seorang mualaf difabel tunarungu baru saja membuat 4 orang normal untuk menjadi mualaf sepertinya. Padahal untuk bisa berbicara dan mendengar Al-Qur'an saja butuh kekuatan ekstra. Mau nangis rasanya ketika mendengar kesaksiannya ingin sekali bisa lancar membaca Alqur'an dengan keterbatasannya. Sementara ms Juli? Sempurna begini ... Ya Robb, pantaskah aku malas? Sementara dia juga ingin terus menegakkan shalat karena membuatnya tenggelam dalam kedamaian, dengan bahasa isyarat terbata-bata. 

Jangan menunggu malam 1000 bulan di sepuluh terakhir Ramadhan, kita baru termotivasi mengejar. Sementara kesempatan terbuang percuma. Bahkan malam-malam Ramadhan-Nya dibiarkan tanpa qiyamullail kita dan lantunan Al-Qur'an. Adakah yang begitu sahabat? Ms Juli mengajak bersama saling mengingatkan. Tujuannya untuk diri sendiri al-fakir. Membiasakan diri terus agar terus dalam kebaikan. Hingga 1000 malam (Lailatul Qadar) sesungguhnya teraih dengan kesadaran. Aammmiin yra.

#day13
#TantanganManulisRamadhan
#NurulAmanahPublishing
#JoeraganArtikel

Posting Komentar

0 Komentar