"Pengen banget aku bisa munajad di masjid seharian tanpa diganggu apapun" Tetiba seorang teman curhat padaku.
"Memang kenapa dek, kita kan perempuan. Hidup kita dibatasi oleh hijab dan kewajiban utama sebagai tiang negara" kataku tak mengerti.
"Aku kan wanita bersendiri, seperti Mariam yang pernah melakukan iktikaf di masjid demi menjaga dari fitnah keji dan menjaga ibadahnya?" katanya tak mau kalah.
"Lalu anakmu mau dititipkan pada siapa? Ibadahmu kan saat ini tinggal dengan anak-anak mu. Beribadah lebih boleh, itu justru dianjurkan. Tapi sebaik-baiknya ibadah perempuan itu di rumah. Melayani keluarganya. Anak-anaknya, doronglah anak-anak lelakimu untuk di masjid di 10 hari ke depan. Melayaninya bukankah sama nilainya seperti engkau melakukan iktikaf kaum laki-laki?" Kataku lembut menowel pipinya yang cabi.
"Eh begitu yaa, tadinya sih ingin supaya lebih khusyuk dalam ibadah. Tapi benar juga ya, aku kan punya tiga anak laki-laki yang seharusnya kudorong untuk iktikaf di masjid di 10 hari terakhir. Bukan justru aku yang perempuan ya mbak" Senyum manis kini mengembang meningkahi lesung pipinya.
#day19
#TantanganMenulisRamadhan
#NurulAmanahPublishing
#JoeraganArtikel
0 Komentar