Sambo Gate (Sekali lagi tentang Sambo)

Mungkin tulisan ini sudah terlambat ya, karena di awal kejadian dan heboh menjadi berita aku sebenarnya sudah menulis. Tetapi dengan segala kesibukanku tulisan ini jadi mengendap di note phoneku.

Jadi begini, sahabat. Tepat sehari setelah milad umurku, Indonesia dihebohkan dengan adanya peristiwa "tembak menembak" antara polisi dengan polisi. Dimana Brigadir J atau Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat.

Awalnya tidak ada yang istimewa buatku, walau di media sosial twitter begitu ramai dan masuk tranding topik berhari-hari. Hal penting yang kuketahui hanyalah informasi tentang, ajudan-ajudan dari Kadivpropam Brigjen bintang 2 Ferdi Sambo yang saat itu juga memegang Satgasus merah putih.

Satgasus merupakan jabatan nonstuktural di dalam Korps Bhayangkara. Khusus untuk Satgasus Merah Putih, satuan tugas ini pertama kali dibentuk pada 2019, oleh Kapolri saat itu Jenderal Tito Karnavian. Salah satu fungsi satgasus adalah melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana yang menjadi atensi pimpinan di wilayah Indonesia dan luar negeri. Selain itu, Satgasus juga bertugas menangani upaya hukum pada perkara psikotropika, Narkotika, tindak pidana korupsi, pencucian uang dan ITE. Jadi nggak penasaran, kan?

Nah dengan tanggung jawab yang begitu banyak itulah, mengapa kita Emak-emak yang kepo ini bertanya kok ajudannya Irjen Ferdy Sambo banyak buanget siii? Ganteng-ganteng lagi, masih muda. Terus yang ada di kepala ini juga adalah ... kan mereka polisi, kenapa kalau jadi ajudan itu istilahnya jadi pembantu jenderal dan keluarganya ya? Sekarang sudah kejawab belum yaa? Pasti belum hihi ...
Ketika peristiwa itu terjadi ternyata pemberitaannya simpang siur, guys. Ada komperensi pers tapi keterangannya tidak bisa diterima netizen Indonesia dengan legowo. Mengapa? Begitu banyak keganjilan yang begitu tidak masuk akal. Ditambah berita simpang siur dan alat bukti CCTV katanya kesambar petir, namun tertangkap kamera yang melihat ada yang mengambil setelah keterangan pers tersebut, bahkan ketua RT setempat pun tak tahu.

Kesannya banyak yang ditutupi, banyak pembersihan, penyeragaman jawaban seolah sudah disetting. Masalahnya adalah, netizen Indonesia itu cerdas ... ditambah keluarga Brigadir J tidak bisa menerima begitu saja kematian anaknya. Apalagi saat jenasahnya diantar ke kampung halamannya di Jambi, keluarga tidak diijinkan membuka dan melihat anaknya untuk yang terakhir kali. Sempat timbul perdebatan sampai pada akhirnya diijinkan dengan alasan akan diawetkan dimanfaatkan keluarga untuk melihat secara detil keadaan jenasah dalam waktu yang amat singkat.

Seperti biasa netizen Indonesia menunjukkan kekompakannya di sini, dengan melalui tekanan publik akhirnya mulai diusut. Keluarga juga menunjuk pengacara keluarga

Sampai hari ini, hingga Ferdy Sambo dan 4 tersangka lainnya sudah ditetapkan. Kita rakyat Indonesia masih terus dibawa bingung dan belum juga sampai ke tujuan sampai bulan September ini sudah jatuh ke tanggal 10. Kenapa yaa? Sesulit itukah? Sementara menangkap rakyat biasa yang membunuh rasanya cepat sekali proses dan penahanannya? Cuma nanyaaa. Padahal banyak banget pertanyaan Emak ini yang belum terjawab, mengapa begini mengapa begitu. Tapi ya sudah lah ... menghayal saja tentang kriminal lainnya.

Sinetron Sambo ini sudah mulai membosankan.  Bukan karena kekepoan Emak-emak sudah mulai menghilang dan nggak setia. Tapi akibat ketidak jelasan dan biasnya proses perjalanan hukumnya. Entah sengaja dibiaskan kali yaa. Biar Emak-emak ini nggak ngabisin kuota seperti di awal-awal. Sampai dengan pertengahan Agustus kita semua para Emak masiiih rajin cari info, nyuri-nyuri sampai malam-malam ngepoin Sambo Gate dengan segala efeknya. Tapiii lama kelamaan sinetron ini mulai membosankan.

Apalagi belum ada perubahan berarti perjalanan perkembangan proses hukumnya. Seolah jalan di tempat. Jadi nggak seru, loh. Di awal-awal memang kaya "Tersanjung" yang setiap waktu banyak cerita mengagetkan dan seru untul diikuti. Tetapi, setelah rekonstruksi, justru kami para Emak yang mau mengejutkan mereka dengan kebosanan.

Memang siii masih suka lewat di beranda, tetapi sudah nggak pengen lagi membuka youtube, maupun gosipnya. Analisa Anjas dari Thailand sempat diikuti sampai episode hampir 100, tapi kini sudah nggak senang lagi. Karena sepertinya sama analisanya. Greget dan terlihat sekali bahwa kejadian ini ujungnya akan dibiaskan. Setelah kita bosan, maka kejadian nya akan bisa ditebak. Pelan tapi pasti diarahkan mengikuti kemauan cerita di awal. Akhirnya ... akan membebaskan masyarakat juga Emak-emak dari kepo tentang PC dan perselingkuhan sang Sambo.


Posting Komentar

0 Komentar