Anak Istimewa Ladang Amal Orang Tua


Waktu SD papah pulang membawa hiasan dinding yang ada gambar jembatan dan patung singa itu, di bawahnya sungai Indah terhampar ...

Lalu setiap diminta menggambar pemandangan, mis Juli kecil selalu terinspirasi gambar itu. Tetapi nilainya selalu kecil, kenapa? Gambar nya nggak pernah sama dengan gambar pada umumnya.  Gambar dua gunung dengan pemandangan sawah serta matahari besar di atas nya ... Hal itu kembali kutemukan saat anak-anak mis Juli sekolah di SD. Gurunya selalu mengajari mereka dengan gambar yang sama saat dulu mis Juli kecil, tetapi kini mereka dibebaskan untuk menggambar kreasi mereka sendiri. Nilainyanya pun lebih baik karena sudah terbiasa dengan gradasi warna yang baik di rumah, dibandingkan anak-anak lainnya. 

Tapi itu duluuu, sekarang sih ketiga jagoan alhamdulillah kreatif, ketika sejak kecil dibilang hiperaktif,  sudah bisa menggambar lebih dari apa yang terekam di matanya. Mis Juli hanya menyediakan kertas jagung (suka buat coret-coretan matematika) 1 rim dan sekotak besar crayon memfasilitasi energi lebih ketiganya. Mampu meredam kehiperaktifan mereka, dan merekam gambar apapun yang terlihat dari TV, atau lingkungan.  

Paling fokus adalah pada bungsu Muhammad Malik Hussein yang katanya garis tangannya segaris dan lebih banyak tenaganya. Kalau sudah bergerak, semua benda di dekatnya akan tersenggol seakan tak berjarak. Apapun yang dipegangnya jatuh dan dimainkan tanpa ampun. Terutama saat di kendaraan motor atau mobil misalnya di taksi (dulu belum ada grab). 

Lalu bagaimana cara mis Juli mengatasinya? Sempat kewalahan sebelumnya, tapi alhamdulillah punya bapak Angkat dari Kalimantan dan purnawirawan AD. Beliau yang saat itu tinggal berdua dengan istrinya yang stroke dan anak bungsunya yang belum menikah. Mereka sangat perhatian sekali pada ms Juli dan ketiga anak yang masih kecil-kecil. Terutama pada bungsu, yang kadang-kadang masih lucu menggemaskan walau kadang menakutkan saat menerjang hal-hal yang membahayakan. 

Bapak mengajariku dan anak-anak untuk menghafalkan asmaul husna, agar mampu menenangkan emosi dan tantrum yang tak teredam. Dengan sedikit memaksa, juga sambil melakukan hipnotherapy setiap malam saat ketiganya mau tidur hampir pulas (gelombang tetha) kukatakan afirmasi kepada ketiganya hal yang baik-baik. Seperti, "Adek sholeh, besok bangun dengan senyum dan hati tenang, baik dengan ibu, dan abang-abang. Mudah dinasehati, membuat siapapun gembira melihatmu. Sholat dan belajar mengaji gampang." 

Begitu juga pada abang-abangnya. Ketika harus marah dan memarahi ms Juli harus bersikap seperti mbok Dadap ibunya Joko Kendil dalam cerita rakyat Jawa dulu. Selalu dengan kata-kata positif. "Abang sholeh, ganteng ibu, kebanggaan ibu dunia akhirat, jangan diulangi lagi ya anakku. Besok lebih hati-hati bersikap dengan adik-adikmu,...." Dan sebagainya. 

Mis Juli selalu meminta dan bertanya pada mereka cerita hari ini, pagi atau siangnya pada ketiganya. Kami bisa asyik bercerita masing-masing apa yang dilakukan ketiganya hari ini, kejadian apa yang tidak mengenakkan mereka. Lalu ms Juli akan memberi kebebasan ketiganya untuk saling menanggapi. Mis Juli juga selalu mengajak mereka mendengar apa perasaan dan keadaan yang kurasakan. Bahkan saat tidak punya uangpun, ms Juli selalu bercerita. Tujuannya bukan untuk membuka aib keluarga, tetapi lebih mengajak mereka tenang dan berpikir lebih dewasa, tanpa tuntutan. 


Itulah dulu cara mis Juli mengatasi tantrum ketiganya dan perbuatan coret-coretan di tembok, mengajar sendiri mereka tanpa bantuan teacher shadow, atau pendamping guru yang memahami anak berkebutuhan khusus dengan tetap mengeluarkan kata-kata positif pada mereka. Sambil mengajar di sekolah SD Putradarma School, begitu dapat anak spesial (cerdas istimewa) sudah nggak kaget lagi, mereka sama seperti anak-anak mis Juli di rumah. Alhamdulillah dewasanya mereka super tenang dan santun, beda jauuh dulu dengan banyak gerak nggak bisa diam kecuali saat tidur🤣🤣

Mungkin sebagai orang Tua sedikit capek dengan pengorbanan saat itu, namun alhamdulillah hasilnya luar biasa baik anak kandung atau siswa. Anak sendiripun ketika dewasa alhamdulillah banyak kekreatifan tercipta dari sulung sampai bungsu, ketiganya membanggakan dan sekarang kerja di tempat yang membutuhkan daya kreasi tingkat tinggi, alhamdulillah. 

Lebih utamanya adalah, mereka anak-anak istimewa jadi ladang Amal berhadiah syurga jika ikhlas dengan amanah-Nya. Tetap berupaya bagaimana mereka bisa menjadi anak yang baik dan diharapkan jadi kebanggaan ayah bundanya dunia akhirat. Upaya-upaya parenting untuk mengatasi masalah anak berkebutuhan khusus selalu diambil dengan cara yang bijak dan disepakati bersama. 

#belajarmenjadiorangtua
#bukanabktapiistimewa
#anaktitipanallah
#flashbackmasalaluanak-anak
#ibuperempuangurupembelajar

Posting Komentar

0 Komentar