Berbagi Kebaikan itu Tak Harus Menunggu


Memasuki hari ke6 berpuasa itu bahagia, mengapa? Dari 11 bulan yang ditungggu, bulan Ramadanlah paling populer tempat tertinggi penantian umat Muslim sedunia. Bulan yang penuh harapan dan kebersamaan. 

Apapun kebaikan yang akan kita lakukan serasa dapat dobel manfaat. Sekecil apapun, sesuai janji Allah yang flash sale kebaikan di Ramadan. Ibarat buy one get one. Berbuat satu dihitung dua. Itu mengapa orang berlomba-lomba berbuat kebaikan lebih banyak di bulan suci dan dimulyakan Allah. Nggak percaya? Tanyain deh ke pak Ustad. Belum lagi dalam Alqur-an jelas sekali berbagi kebaikan atau sedekah allah lipatgandakan menjadi 700x lipatnya Al Baqoroh (2: 261). 

Sebenarnya tak harus menunggu Ramadan, untuk berbagi. Hari-hari biasa bahkan keistimewaan Jumat barokah sering digaungkan sebagai lebarannya umat Islam. Melebihi hari raya IedulFitri. Bayangkan dalam setahun ada berapa jumat coba? Ketika kebaikan dilakukan setiap hari Jumat, mulai dari sedekah, sholatnya (sholat jumat bagi laki-laki), bacaan Alqurannya seperti Al Kahfi yang dibaca ah pokoknya semua indah bernilai ladang amal. 

Indahnya berbagi di Ramadan itu adalah selama sebulan penuh tanpa henti sejak pagi subuh hingga jelang tidurnnya segala kebaikan sekecil apapun bernilai pahala dobel. Di akhir Ramadan ada zakat pembersih harta dan badan kita dari segala kerakusan, ketamakan, dan nafsu duniawi. Paling terdekat adalah di sekeliling kita, keluarga, tetangga yang mengalami kesulitan tapi malu untuk meminta. Justru kitalah yang seharusnya peka. Jangan sampai ketika terjadi musibah kita sebagai orang terdekatnya baru sadar belakangan. MashaAllah itu yang sering mis Juli rasakan. 

Sahabat, ukti wa Ikhwan, yuk gulirkan. Berbagi mulai dari yang terdekat, nggak usah jauh-jauh. Kewajiban kita justru orang terdekat yang ada di sekitar kita. Setujuu?

#day6 
#indahnyaberbagi 
#tantanganmenulisramadan 
#nurulamanahpublishing 
#misjuli 
#berbagi 
#indahnyaberbagi

Posting Komentar

0 Komentar