Kehidupan Ramadan Itu Penuh Hikmah


Banyak yang sudah mempersiapkan diri untuk masuk di bulan Ramadan. Banyak juga sih yang standar, alias biasa-biasa saja. Mengapa? Buat mis Juli dan kebanyakan orang yang standar, puasa Ramadan bukanlah hal yang harus ditakutkan. Malah seakan menyambut tamu istimewa namun menyiapkan secara mental dan psikolognya. 

Hanya merubah jam makan dari sehari 3x menjadi 2x saja. Jam sahur dan berbuka. namun begitu banyak nya obral pahala dan ampunan adalah sikap menyiapkan secara mental. Terutama yang harus dobel job or sidejob seperti mis Juli. 

Lelahnya, karena nggak bisa minum kapanpun kita mau. Kalau lapar pasti bisa yaa kita tahan. Tapi kalau haus? Ala mak, mana tahan sudah 3 hari ini puanase poll cetar membahenol, bikin pengen mandi dan ke kulkas uhuk uhuk. Janganlah, lihatlah dimana-mana lagi pada banjir bandang akibat hujan terus menerus. Kita dikasih panas di Ramadan ini, syukuri apa yang adaa, hidup adalah anugerah ... Loh jadi nyanyi kan, heuuu. 

Begitu juga yang bekerja, di rumah. Pekerjaan? Ya biasalah, jangan berubah apalagi merubah kualitas profesionalitas , ciyee kaya pakar saja ngomongnya yaa. Intinya, ukhtie, bestie, ambil segala hikmah melewati Ramadan. Tatap syantik, kuat, strong, dan bermanfaat. whatever however, ya Mak. 

Orang yang kuat itu adalah orang yang mampu melawan segala rasa yang ada dalam dirinya sendiri. Entah godaan males mager, ngantuk, daan sebagainya. Bisaaa, kalau umat terdahulu saja bisa kenapa kita nggak. Capek, wajar. Lelah? pastii, boleh kok mencuri tidur sebentar tanpa mengurangi kualitas berkegiatan kita ya Mak? Hello? Gimana kamu? Ada yang mau curcol soal Ramadan? 

#day14 
#hikmahkehidupansaatramadan 
#tantanganmenulisramadan 
#nurulamanahpublishing 
#misjuli

Posting Komentar

0 Komentar