Tarawihku Untuk-Mu Ya Allah


Alhamdulillah ini adalah hari ke-4ku berpuasa, setelah Paksu sebagai kepala keluarga meminta kami mulai berpuasa di tanggal 11 Maret ini. Kebetulan lagi libur nasional 2 hari dan hari Rabunya sekolah masih libur awal puasa. Akhirnya Mis Juli bisa melewati waktu lebih berarti lagi, quality time with family. 

Kebetulan kami tinggal bertiga saja, masih ada si abang tengah Luthfi Romadhon yang ingin menemani ibu sebelum berkeluarga nanti. Terlebih, kalau puasa beginni tugasnya sebagai fotografer off kecuali ada permintaan khusus, tetapi desain grafis gambar dan foto masih berjalan. Itupun bisa dilakukan di rumah. Praktis total waktunya menemani ibu, so sweet. 

Hari ini sudah masuk kembali mengajar walau nggak full, hanya 2 kelas sebelas saja. Ada janji mis Juli hari ini dengan kelas XII mengenai lomba PopIce tentang kelulusan temanya. Sejam-lah kami berdiskusi untuk deadline tanggal 19 nanti. Walau mereka akan US tapi insyaAllah mis Juli bisa mendampingi nanti, karena hanya proposalnya dulu yang diminta. 

Selanjutnya waktu yang lebih kini lebih tercurah memperbaiki dan meningkatkan ibadah yang, mungkin sebelas bulan ini penuh godaan duniawi. Apalagi terawih Ramadan ini kesempatan untuk lebih PDKT sama Allah, selain yang wajib dan sunnah selama ini. Semalam alhamdulillah sudah lebih tertata, mis Juli memilih menjelang tidur saja tarawih, biar lebih khusuk. Jarang ke masjid tanpa seijin paksu. Kecuali ada Beliau. Sebagai istri tentu hanya manut saja, memang sebaik-baiknya perempuan shalat ya di rumah. 

Witir biasanya kulanjutkan sepertiga malamnya sebagai penutup qiyamulail. Harus bisa, ibadah kini bukan sekedar kewajiban yang harus kugugurkan, itulah mengapa tarawih kali ini berbeda. Mis Juli sudah mulai membutuhkan untuk selalu dalam pelukan-Nya melalui untaian kata-kata cinta yang kutujukan pada Sang Maha Segalanya bagiku. Jangan dikata umur bertambah semakin kuat beribadah, yang ada godaan untuk lari dari kenyataan sering menarikku ke pusarannya. Harus mis Juli akui, Ramadan bagiku kesempatan meleburkan diri untuk memperbaiki, bagaikan kawah candradimuka. Penggodokan diri untuk lebih menyadari kembali bekalku belum cukup untuk pulang ke kampung akhirat. 

Kadang kantuk nakal sering menggoda. Itu kenapa Tarawihku kupersembahkan untuk Allah, selain ibadah wajib dan sunnah yang kujalani. Kali ini, Ramadan tak boleh kulewati. Capek-capek hidup di dunia cuma sia-sia penuh dosa kosong amalan, rugii doong... 
Umur sudah lolita lolos limapuluh tahun dimana untuk di keluarga besarku aku mengalahkan mamah, kakak, yang lebih dulu mendahului sebelum umur 50th. Apakah akan seperti papah yang meninggal saat umur 61? Wallahu alam, kuserahkan Allah yang lebih tahu kapan aku harus kembali pada-Nya. 

Kutahu, Ramadan adalah flash sale, obral gede-gedean. Saatnya obral pahala di Ramadan harus dimanfaatkan, setuju ya sahabat🙏 

#day3 
#tarawihkuapayangberbedatahunini 
#nurulamanahpublishing 
#tantanganmenulisramadan 
#misjuli 
#ramadan 
#happening

Posting Komentar

0 Komentar