Meraih Cinta-Mu di Itikaf 10 Ramadan Terakhir

MashaAallah tabarokalla, hari ke 21 akhirnya sampai juga. Tiba di 10 Ramadan terakhir-Nya. Berdoa agar Allah ijinkan bisa beritikaf di malam-malamnya. Perempuan memang nggak wajib itikaf di masjid, karena memiliki tanggungan anak dan suami. Tetapi bisa beritikaf di mushola rumahnya, atau di malam-malam ibadahnya di rumah. Hanya suami, anak-anak baligh, yang bisa berangkat itikaf. Menurut kbbi itikaf adalah diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan). 

Bisa juga ke masjid dekat rumah yang membuka kesempatan itikaf di sepuluh malam terakhir. Sejak mulai isya sampai subuh, kalau yang kerja atau masih sekolah, setelah itu bisa berangkat langsung. Biasanya nggak total, tapi kalau yang sudah libur biasanya kusarankan untuk seharian dan hanya pulang untuk mandi dan melihat ibunya saja. Kalau sudah terbiasa mereka akan menikmati, dulu waktu mengelola TPA, mis Juli mengajarkan para santri TQA untuk belajar itikaf untuk melatih, seperti di pesantren. Nanti jam 2-3 mereka keliling membangunkan orang-orang perumahan untuk sahur. Setelah itu sampai subuh selesai baru mereka beraktifitas setelah tidur sebentar. Seru banget latihan melatih kesabaran itikaf mereka. 

Sayang kini semakin berkurang orang tua yang melatif itikaf, karena berbagai alasan. Padahal manfaat nya banyak sekali, terlebih mengatasi jaman gadget begini. Ketimbang mereka hanya sibuk ngegame dan berselancar di medsos tanpa manfaat, lebih baik waktunya digunakan di masjid. Selain menambah keimanan juga memperkuat benteng karakternya. 

Dulu waktu  kuliah di IPB tempat mis Juli meraih hidayah berhijab pertama, kalau puasa di masjid 10 ramadan terakhir sebelum mudik bersama kakak  kelas atau teman muslimah seangkatan yang nggak pulang biasanya itikaf. 2-3 hari sebelum  hari  raya, kami berhenti. Orang tua memanggil untuk pulang, karena ingin anak-anaknya semua kumpul. Itikaf kami berkesan, apalagi kalau kuliah mulai libur atau jarang hadir dosen. Tempat paling nyaman ya ke masjid. Masjid Alghifari Bogor itu besar ukhti, jadi untuk akhwat di lantai 2 cukup besar. 

Kami  saling menyemangati jika mengantuk  dan mulai bosan  atau malas. Kajian akhwat, diselingi tadarusan, sholat sunnah, dan wajib di waktu-waktunya. Kadang-kadang anak TPA pegangan kami yang asli orang Bogor dan tinggal dekat masjid, masih  bersemangat menyelesaikan IQRO nya walau beberapa anak saja. Hal itu membahagiakan kami, karena anak-anak ini nggak kendor semangatnya walau  ramadan.Alhamdulillah

Kalau di tempat teman-teman bagaimana? Masih suburkah itikaf di masjid? Cerita dong di komen yaa

#day21
#itikaf
#tantanganmenulisramadan
#nurulamanahpublishing
#misjuli

Posting Komentar

0 Komentar