Mengoyak Demokrasi Mengusik Rakyat di Bulan Kemerdekaan Indonesia

Baru saja Hari Sabtu, 17 Agustus 2024 kemarin kita merayakan hari kemedekaan Indonesia tercinta ke 79th. Allah hadiahkan rakyat Indonesia dengan keputusan MK tentang pilkada serentak yang sangat disyukuri rakyat, setelah ramai-ramai parpol KIM plus berlomba dibelenggu rezim lama untuk mengangkangi demokrasi atas nama politik dinasti melanggengkan keluasaan 3 periode melalui tangan-tangan anak-anak dan kerabat rezim lama yang sebentar lagi habis masa jabatan. 

Setelah Jokowi akhirnya bisa menjegal orang-orang yang melawan dan bersebrangan dengan dirinya melalui KIM Plus termasuk parpol PKS yang di 20th terakhir ini dipuji rakyat karena istikomah membela rakyat akhirnya juga menyerah menyerahkan lehernya untuk terjerat dan dijerat kekuasaan absolut rezim. Betapa mengerikan hari-hari rakyat membaca dan melihat situasi menjelang lengsernya rezim. Seolah tidak ikhlas mengakhiri jabatan kekuasaan nya begitu banyak terobosan agar mereka yang antitesis  presiden Jokowi tetap bisa dibegal dan dijegal. 

Sebagai manusia Indonesia yang tidak rela negara ini diobrak abrik demokrasi ikut menjerit dan bersuara. Tapi sebagai seorang guru merasa sendirian tertekan menahan perasaan keadaan. Akhirnya, MK seolah dikirim Allah melalui keputusannya agar tidak ada istilah melawan KOTAK KOSONG pemilihan Kepala Daerah yang mau dibuat keadaan nya TSM penuh kecurangan seperti pilpres 2024 kemarin. MK yang sempat dipandang sebelah mata oleh rakyat akibat keputusannya yang seolah mendukung niat - niat rezim untuk memenangkan wapres Gibran yang juga anaknya sebagai pemenang dengan cara curang securang-curangnya. 

Namun, hari ini rakyat berduka dengan BALEG DPR yang seolah menganulir keputusan MK yang dianggap rakyat sebagai angin segar setela
h putus asa dengan keadaan demokrasi Indonesia yang semakin tidak jelas dan terarah. Ini menimbulkan kemarahan rakyat di seluruh medsos mengalahkan berita perselingkuhan selebgram Azizah. Platform medsos X serentak dan kompak apapun pilihannya waktu itu 01, 02, atau 03 secara kompak memasang gambar dan pernyataan darurat atas mirisnya Baleg DPR yang saat ini justru malah melawan keputusan MK secara bersama-sama. 


Semua rakyat jelata dan elit bersatu marah dan memasang logo peringatan darurat. Hampir semua! Bahkan BEM, politikus, dan semua komunitas seolah mengutuk dan meminta rakyat bersatu melawan DPR atas keinginan inkonstituonal mereka. Bangga, dan merinding ... ingat kejadian tahun 98 dipicu keadaan Soeharto atas keputusan nya untuk terus memperpanjang kekuasaannya setelah 30th. Resesi ekonomi mendukung. Rasanya kejadian hari-hari belakangan ini juga hampir sama. Rakyat dipertontonkan banyak kasus korupsi dan terakhir pemerintah tetap memaksakan perayaan HUT Kemerdekaan di IKN yang memakan banyak uang negara, namun rakyat dalam keadaan darurat susah ekonomi. 

Baru-baru ini juga jagat medsos diramaikan berita mengenai Pakistan dan Bangladesh yang melakukan Demonstrasi besar-besaran terhadap rezim nya dan negaranya dalam keadaan darurat. Apakah, harus terjadi juga di Indonesia kita tercinta? Setelah 26th kita berhasil menegakkan demokrasi, kini 10th belakangan tipu daya presiden Jokowi mulai terlihat aslinya. Mabuk dan haus kekuasaan membutakan mata hatinya sehingga melawan kehendak hukum dan rakyat. Kita tunggu perkembangannya besok, rakyat bertekat mengadili rezim di gedung DPR besok Kamis 22 Agustus 2024!

#rezimjokowi
#inskonstitusional
#kawalkeputusanMK
#rakyatserentakbersatumelawanDPR

Posting Komentar

0 Komentar