Di tengah Ramadan hari ke-3 dan 4 tetiba ada notifikasi chat WA, nggak cuma 1 tapi beberapa. Semua seragam, ms Juli kisi-kisi untuk ujian matematika akhir semester enam kelas 12 sudah adakah? Seperti biasa. Dan diakhir chat, kompak bilang kangeen. Kata mereka, hampir senada. Ah, kelaas mis Juli juga kangen. Jujur ini Ramadan terberat buat seorang akoh, harus menahan rindu pada siswa-siswaku 7 kelas. Apalagi hampir tiga tahun membersamai mereka, dan tidak tuntas sampai amanah meluluskan berhasil.
Ibarat mencintai, kalau kata para kesayangan ... Mereka ditinggal pas lagi sayang-sayangnya sama guru matematika kesayangan katanya. Rasanya di dada ini nano-nano, bergemuruh rasa yang sama tapi cuma menggenang saja di mata tak mampu kulimpahkan. Sedasyat itukah ... Iyaa, mengajar adalah darahku, pekerjaan yang sudah kulewati 32 tahun lamanya. Terlebih di sekolah ini adalah 10 tahun terlama dari sepanjang mengabdi di dunia pendidikan. Rasanya nggak mungkin hilang begitu sajaa, kaya mantan. Uhuk.
Kata-kata klise menghibur dan menenangkan mereka ternyata nggak cukup. Padahal sambil nyiapin bukaan, atau menjelang sahur kadang, ujungnya bikin naper (nahan perasaan). Ada bangga, terharu, sedih, senyum dengan jargon mis Juli yang kadang mereka ucapkan seolah mengingatkan. Bahkan ada yang lapor, ms di grup angkatan ada yang belum bisa move on masaa ... sesesiswi berkata. "Terlalu banyak yang kehilanganmu, Mis" imbuhnya lagi. Kadang, ada rasa nggak enak dalam diri karena selain yang harus pergi begitu banyak guru (11 orang) tapi mengapa mereka hanya menangisi dan ngangenin seorang ms juli, uhuk jangan lebai ah di awal saja kalii dalam hatiku.
Ternyata hari 7 dan 8 inipun sama, secaraa mereka libur weekend dan melewati pembelajaran tanpaku dan dengan guru pengganti walau materi sudah kuhabiskan sebelum resign. Beragam foto bareng, dan jargon kembali hadir.
"Janji nggak nangis ya miis, tapi kangeen"
"Kangen ms Juli ngajar di kelas lagii, aelah kenapa pake pindah sih. Aku tuh lebih ngerti kalau diajar ms Juli," kata sesesiswa otomotif
"Baru sadar kalau ternyata aku tuh suka matematika, karena ms Juli sabar ma kami anak OT" sebuah chat lain.
Coba kalau jadi ms Juli, pasti sedih banget kaan.
Perwalian kelas yang dipegang lebih berat lagi, mereka ingin bukber di rumah ms Juli, hiks ampuuun mamamia. Nggak ada pilihan lain selain mengiakan karena rindu yang sama.
Sabar ya anakku, doanya kalian sehat terus. Doanya, sukses kelak akan merengkuh kalian semua. Terus menyabarkan, tak lupa mengingatkan bahwa belajar itu bukan untuk guru tapi untuk diri sendiri. Dengan atau tanpa siapapun tetap harus maju. Itu namanya kesadaran anakku, jadi dimanapun berada sukses akan membersamai kalian tanpa bergantung pada siapapun. Padahal dalam hati sediih bangeet. Hei jangan sampe batal puasanya kalau nangiis, candaku di akhir. Mencairkan suasana.
Tak pernah bermaksud untuk membanggakan diri, hanya berusaha agar setiap mengajar di berbagai level jenjang dekat dengan siswa-siswi atau mahasiswa. Tujuannya adalah supaya mudah mengajarkan matematika yang oleh sebagian besar masih dianggap momok, keuntungan lainnya ms Juli mudah masuk ke psikologis mereka. Hampir 90% anak otomotif yang dianggap bermasalah di kelas, justru malah nyaman belajar saat jam pelajaranku. Walaupun, mungkin mereka belum mengerti. Tapi keinginan untuk bisa belajar mengikuti pelajaranku itu besar sekali. Katanya ms Juli nggak pernah bilang susah, seolah matematika mudah. Setiap mereka bilang:
"Mis, susah ..." Dengan mudah mereka bilang begitu
"Ucapan doaa," ledek ms Juli
"Eh nggak deh, gampang. Aku pasti bisaa" Akhirnya dia mengoreksi ucapannya.
Tapi, ternyata efek kedekatan itu berimbas berat untukku, seakan nggak ikhlas melepas mereka. Apalagi tinggal sedikit lagi mereka lulus. Tapi bagaimana lagi, Yayasan yang menaungi kami nggak ingin yang diterima menjadi ASN P3K guru di sekolah negeri ada di sekolahnya. Padahal nggak ada perjanjian di awal, kalau kami lolos PNS harus keluar. Paling tidak selesai dulu sampai amanah tiap tahun selesai seperti tertuang di SK penetapan tugas dari Kepsek yang kami terima setiap tahun.
Itu kenapa Ramadan ini ms Juli begitu berat melewatinya. Bukan soal harus di rumah menunggu SK di sekolah negeri kami turun dari pemerintah, tetapi berat sekali melepas mereka disandera rindu karena tak tuntas meluluskan, setelah 3 tahun bersama mengawal mapel matematika ananda sejak kelas X-nya.
Ada yang sama denganku?
#day7
#TantanganMenulisRamadan
#NurulAmanahPublishing
#JoeraganArtikel
2 Komentar
Masya Allah, Miss Juli .. menjadi guru yang dirindukan itu gak mudah loh ... Miss Juli pandai sekali mengambil hati anak-anak dan mendekatinya sehingga mereka sudah tertawan oleh pesonamu... Semangat Miss, semangat berjuang di tempat baru. Tetap semangat jalani Ramadhan
BalasHapusTerharu baca2 chat dari murid-murid Miss Juli😇benar-benar jadi guru idola. Padahal guru matematika yang biasanya terkesan killer. Masya Allah. semoga Miss Juli selalu sehat ya🤗
BalasHapus